
Hasto menegaskan, mengelola pemerintahan membutuhkan pengalaman yang sudah teruji. Calon yang punya latar belakang di luar birokrasi menurutnya akan kesulitan mengelola permasalahan sekaligus menyediakan solusi tepat untuk penanganannya.
"Tidak begitu mudah ilmu di bidang lain diimpelementasikan dalam pengelolaan pemerintahan yang dikenal sarat kepentingan kekuasaan dan bisnis. Dibutuhkan sosok yang kokoh untuk memegang teguh prinsip mengelola kekuasan untuk kepentingan rakyat," imbuh Hasto.
Sementara Ahok-Djarot sudah punya segudang pengalaman. Keduanya tinggal melanjutkan kinerja dan meningkatkan program prioritas untuk masyarakat.
"Ahok dan Djarot adalah bauran yang sempurna yang memadukan leadership dan kemampuan profesional dan pengalaman di dalam pemerintahan, dengan demikian rekam jejaknya bisa dilihat secara jelas dan tidak meragukan lagi. Sudah teruji," tegas Hasto.
PDIP sambung Hasto sudah memprediksi diusungnya duet Agus-Sylviana. PDIP bersama parpol pengusung lainnya yakni NasDem, Hanura dan Golkar juga sudah menyiapkan strategi politik termasuk bila 'pertarungan' politik masuk ke putaran kedua.
"Yang terpenting bagi kami Pilkada DKI ini harus menjanjikan suatu kontestasi, gagasan, pemikiran bagaimana mengatasi persoalan-persoalan di DKI dan sekaligus juga menggambarkan kompetensi dan kepemimpinan pasangan calon dalam membangun harapan baru bagi DKI yang lebih berkebudayaan, DKI yang lebih merepresentasikan keanekaragaman Indonesia," tuturnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar