
Data tersebut menunjukkan besaran utang jatuh tempo tahun depan, lebih rendah dari tahun ini yang sebesar Rp 246,5 triliun.
Dirjen PPR Robert Pakpahan menjelaskan bahwa hal tersebut sangat bergantung kepada portofolio dari penerbitan surat utang pada waktu sebelumnya. Sehingga pada beberapa periode memang ada yang tinggi dan rendah.
"Tergantung profile dari portfolio kita, kebetulan ini yang tahun 2017," kata Robert saat dikonfirmasi.
Robert menambahkan, bahwa besaran tersebut masih dapat berubah dalam beberapa bulan menjelang akhir tahun 2016. Dimungkinkan ada penerbitan surat utang dengan tenor pendek.
"Ini masih bisa berubah, kalau ada penerbitan di sisa bulan ini yang tenor shortterm itu bisa jatuh tempo tahun depan," terangnya.
Dirjen PPR Robert Pakpahan menjelaskan bahwa hal tersebut sangat bergantung kepada portofolio dari penerbitan surat utang pada waktu sebelumnya. Sehingga pada beberapa periode memang ada yang tinggi dan rendah.
"Tergantung profile dari portfolio kita, kebetulan ini yang tahun 2017," kata Robert saat dikonfirmasi.
Robert menambahkan, bahwa besaran tersebut masih dapat berubah dalam beberapa bulan menjelang akhir tahun 2016. Dimungkinkan ada penerbitan surat utang dengan tenor pendek.
"Ini masih bisa berubah, kalau ada penerbitan di sisa bulan ini yang tenor shortterm itu bisa jatuh tempo tahun depan," terangnya.
Seperti diketahui, hingga akhir Agustus 2016, total utang pemerintah pusat tercatat Rp 3.438,29 triliun. Naik Rp 78,47 triliun dibandingkan akhir Juli 2016, yaitu Rp 3.359,82 triliun.
Dalam denominasi dolar AS, jumlah utang pemerintah pusat di akhir Agustus 2016 adalah US$ 258,52 miliar, turun dari posisi akhir Juli 2016 yang sebesar US$ 200,73 miliar.
Sebagian besar utang pemerintah adalah dalam bentuk Surat Berharga Negara (SBN). Sampai akhir Agustus 2016, nilai penerbitan SBN mencapai Rp 2.684,28 triliun, naik dari akhir Juli 2016 yang sebesar Rp 2.628,34 triliun. Sementara itu, pinjaman (baik bilateral maupun multilateral) tercatat Rp 754,01 triliun, naik dari bulan sebelumnya Rp 731,48 triliun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar